Sebelum
kita dewasa atau menginjak dewasa atau udah tua pastilah sempat
mengalami yang namanya masa kanak-kanak atau masa dimana kita masih
kecil. Pas masih kecil dulu kita gak ngerasain gimana rasanya stres
mikirin cobaan hidup, entah itu cobaan dalam dunia kerja, dunia asmara
atau dunia yang lainnya. Yang jelas dulu pas masih kecil kerjaan kita
cuma maen, seneng-seneng, nonton kartun, ngompol di celana, dan kerjaan
lainnya yang isinya cuma hura-hura.Kalo saya sih dulu pas kecil,
apalagi jaman masih Taman kanak-kanak(TK) sama sekolah dasar (SD) seneng banget maen sama temen-temen,
pokoknya maen permainan tradisional gitulah gais. Kalo pas gak maen
sama temen-temen ya biasanya cuma di rumah liat film-film kartun
macam Aladin, Sliping Biuty, Biuty en The Bist, dan pilem-pilem kartun
lainnya. Di pilem-pilem kartun tersebut tempatnya juga bagus-bagus ya
gais, mesti ada istananya kalo gak air terjun, atau bangunan lain yang
kayaknya gak ada di dunia nyata.
Tapi ternyata eh ternyata, sebagian bangunan atau tempat yang ada di
pilem kartun Disney ada beneran di dunia nyata loh gais. Tentunya sang
pembuat cerita terinspirasi oleh tempat-tempat yang ada di dunia nyata
tersebut baru kemudian memasukannya di dalam pilem kartunnya. Sembari
kita nosalgila sama pilem kartun Disney pas kita tonton masih kecil
dulu, yuk gan kita liat tempat-tempat mana aja yang ada di pilem kartun
Disney yang tentunya ada beneran di dunia nyata
1.desa smurf di spanyol
Ternyata,
desa serba biru yang ada dalam cerita film animasi ‘Smurf’, bukan cuma
kisah fiksi belaka. Di selatan Spanyol ada desa kecil bernama Juzcar,
disulap jadi ‘desa Smurf’ yang tiba-tiba dibanjiri wisatawan.
Kamis, (13/3/2014) penghuni desa tersebut hanya kurang dari 200 orang.
Dulu desa yang berada di Provinsi Malaga, Andalusia ini hanyalah sebuah
pemukiman biasa bercat putih seragam dan tidak ada sisi menariknya
sama sekali.
Namun, sejak film animasi ‘Smurf’ pertama booming di bulan Juni 2011,
penduduk setempat mengadakan selebrasi menyambut kehadiran film
tersebut. Mereka menyulap desa jadi serba biru. Wisatawan pun penasaran
membanjiri desa yang dulunya terkenal Kota Putih.
Penduduk setempat telah merenovasi desa ini menghabiskan 4.000 liter
cat biru. Lalu pada Desember 2011, ada tawaran menarik dari Sony
Pictures yang memproduksi film tersebut. Tawaran itu jadi kabar baik
bagi penduduk setempat karena mereka berniat makin mempercantik Juzcar.
Akhirnya desa tersebut dicat ulang dan ditambah pernak-pernik patung
Smurf dari gerbang masuk desa sampai ke ujungnya.Tapi hasil tersebut
malah membuat turun pamor dalam waktu enam bulan. Selama itu, yang
datang ke sana cuma sekitar 80.000 wisatawan saja. Padahal sejak awal
eksis, desa ini kebanjiran hingga 100.000 wisatawan.
Selain serba biru, jejeran rumah-rumah itu adanya di atas bukit.
Tentunya banyak bonus pemandangan cuma-cuma sejauh mata memandang.
Lagi-lagi Anda masuk ke dalam dunia film ‘Smurf’ yang sesungguhnya!
Makin banyak wisatawan berlalu lalang setiap hari, beberapa penduduk
desa meninggalkan huniannya karena merasa terusik. Tapi hal tersebut
jangan dijadikan masalah, masih banyak penduduk setempat yang ramah dan
bakal menyambut hangat Anda yang hendak menengoknya.
Semenjak jadi desa wisata, desa ini menyiapkan homestay dan hotel untuk
wisatawan yang ingin bercengkrama lebih lama dengan penduduk sekitar.
Pastinya semua kamar tak jauh dari kesan biru dan Anda bisa tidur
bareng ‘Smurf’ lho. Mau?
2.desa lego di korsel
Desa
warna-warni di Korea yang dikenal dengan nama Desa Gamcheon ini
terletak di Bosan. Selain dikenal dengan keunikannya, desa ini juga
merupakan tempat yang tepat untuk kamu yang menyukai seni dan sejarah.
Di tahun 1950-an, Desa Gamcheon adalah sebuah kota kumuh yang dipenuh
para pengungsi Perang Korea. Namun wilayah ini juga dihuni oleh
komunitas relijius Taegeukdo yang lahir selama pergolakan politik di
Korea pada tahun 1900-an.
Tata letak Gamcheon yang bertingkat-tingkat ini ternyata telah
direncanakan oleh komunitas Taegeukdo. Tujuannya adalah agar tidak ada
rumah yang menghalangi rumah di belakangnya. Hal ini sesuai dengan
ajaran Taekgeudo, yaitu tidak menghalangi kesejahteraan orang lain.
Ketika para penduduk lebih memilih warna-warna pastel untuk dinding
rumahnya, para seniman menambahkan sentuhan yang lebih berwarna dan
menjadi menarik untuk dikunjungi.
Sayangnya, banyaknya wisatawan yang datang ke Desa Gamcheon tidak
disambut baik oleh penduduk desa ini. Banyak yang memutuskan pindah
karena merasa terganggu. Namun rumah-rumah itu tidak mereka jual,
melainkan dibiarkan begitu saja.
3.desa popeye di malta
Rasanya,
semua orang mengenal tokoh animasi Popeye Si Pelaut. Tokoh fiksi yang
perkasa karena sangat gemar makan bayam ini, juga difilmkan pada tahun
1980. Tapi siapa sangka, Desa Popeye sungguhan ada di Malta.
Popeye Si Pelaut, tokoh fiksi penggemar bayam ini lahir dari tangan EC
Crisler. Dalam ceritanya, Popeye memiliki kekasih bernama Olive dan
saingan bernama Bluto. Bayam merupakan sumber kekuatannya. Popeye muncul
dalam komik strip hitam putih ‘Thimble Theatre’ pertama kali tahun
1919, hingga berakhir tahun 1994.
Berkat ketenarannya, tokoh Popeye diangkat ke layar lebar oleh Robert
Altman pada tahun 1980. Robert pun menciptakan suasana yang sedemikian
mirip. Dikutip dari situs resmi Popeye Village Malta, Kamis (13/3/2014),
desa sungguhan Popeye ada di Malta.
Dari yang awalnya tidak ada menjadi ada, dibuatlah desa Popeye di Pulau
Gozo, Malta. Sejumlah 20 struktur kayu dibuat dengan batangan kayu
yang diimpor dari Belanda, dan papan nama dari Kanada. Serta 8 ton
paku, 250 galon tinta, dan pemecah ombak. Semua itu dipakai untuk
membuat seting film Desa Popeye.
Uniknya, usai shooting film Popeye, seting film tersebut tidak
dihancurkan atau ditinggalkan. Penghuni pulau melihat sisa dari seting
film tersebut dan merubahnya menjadi taman rekreasi. Mereka juga menyewa
aktor dan menjadikan bekas seting film itu sebagai taman rekreasi
Popeye Village atau Desa Popeye.
Jika Anda berkunjung ke Popeye Village, berbagai kegiatan seru siap
mewarnai liburan Anda. Serunya lagi, para tokoh kartun Popeye juga ikut
menemani pengunjung selama berlibur di desa ini. Dengan gaya khasnya,
Popeye, si cantik Olive dan Bluto berkeliling dan menyapa semua tamu
yang datang berkunjung ke desa mereka.
Di Popeye Village juga ada kota mainan Santa yang menyuguhkan berbagai
atraksi unik dan menyenangkan. Wisatawan bisa naik perahu, bermain
trampolin air, berjemur di dek kapal, bermain di pantai, dan mencicipi
berbagai makanan sampai wine gratis untuk wisatawan dewasa. Untuk
petualang cilik, mereka bisa bermain di wahana edukatif dan kreatif.
Anak-anak juga menemukan dunia dan teman-teman baru. Lain lagi dengan
traveler dewasa. Mereka bisa belajar dan menjadi bagian sebagai kru
dalam pembuatan film ‘Popeye.’
Suasana pulau yang cantik dan mirip dengan aslinya, benar-benar membawa
pengunjung masuk ke dalam dunia Popeye. Rumah-rumah kayu dengan cat
warna-warni, semakin membuat suasana ceria dan seru. Tapi untuk saat
ini, desa tersebut sedang ditutup untuk diperbaharui.
4.desa beauty and beats di prancis
Kisah
Beauty and the Beast atau yang dikenal di Indonesia dengan Si Cantik
dan Buruk Rupa tentunya sudah cukup akrab. Sudah banyak juga film lepas
maupun mini seri yang kisahnya diangkat dari dongeng karya Jeanne-Marie
Leprince de Beaumont, yang dirilis ada tahun 1756. Cerita Beauty and
the Beast oleh negara asli pembuat dongengnya, Perancis, kemudian
dibuat lagi versi filmnya dalam bentuk modern.
Jalan cerita keseluruhan film ini tidak ada bedanya dengan dongengnya.
Diceritakan seorang ayah tunggal terpaksa harus menjual rumahnya saat
kapal miliknya tenggelam dan membuatnya bangkrut.
Dia dan keenam anaknya lalu pindah ke sebuha rumah dipinggiran kota.
Saat seluruh keluarga tak menyukai kondisi baru mereka, sang anak bungsu
Belle (Léa Seydoux) justru merasa bahagia dengan keadaan mereka
sekarang.
Pada suatu hari sang ayah menemukan sebuah istana milik Beast (Vincent
Cassel), yang penuh dengan harta benda. Dia lalu berusaha untuk
mengambil harta-harta di sana. Saat sudah mengumpulkan semua harta itu,
sang ayah bermaksud untuk memetik bunga mawar untuk Belle. Saat itulah
dia ditangkap oleh Beast.
Untung saja ayah Belle tidak dihabisi nyawanya saat itu juga. Dia
diberi kesempatan oleh Beast, untuk berpamitan kepada keluarganya, dan
lalu kembali lagi ke istana itu untuk kemudian mengabdi pada Beast.
Jika dia tidak kembali, seluruh keluarganya akan dibunuh oleh Beast.
Saat sang ayah menceritakan seluruh kejadian itu pada keluarganya,
Belle yang sangat mencintai sang ayah, pergi menggantikan ayahnya untuk
mengabdi pada Beast.
Film Beauty and the Beast ini sudah edar di Perancis pada bulan Febuary
2014 lalu. Untuk tayang di Indonesia sendiri, kemungkinan baru pada
bulan Febuari 2015.
1.desa smurf di spanyol
2.desa lego di korsel
3.desa popeye di malta
4.desa beauty and beats di prancis
tunggu desa kartun lainny...